Pelajar SMP Bertahan Hidup 3 Hari di Jurang Gunung Marapi. berikut Penjelasannya.

Kepolisian Resort Kuantan Singingi (Kuansing), Riau, mengirimkan personelnya ke Kabupaten Agam dan Tanah Datar untuk mencari pendaki di Gunung Marapi yang tersesat usai semburan abu vulkanik pada Minggu, 4 Juni 2017.


Petugas juga membawa keluarga para pendaki ke Sumatera Barat untuk meringankan kekhawatirannya. Para keluarga di daerah ini sangat risau karena hingga Senin, 5 Juni 2017, para pendaki belum ditemukan.

Menurut Kapolres Kuansing Ajun Komisaris Besar Dasuki Herlambang SIK, dari 16 pendaki yang sebelumnya tersesat, enam di antaranya berasal dari Kabupaten Kuansing.

"Keluarganya risau dan bingung juga mau ke Sumbar, makanya kami fasilitasi dan membawanya ke posko pencarian.  Kuansing berbatasan dengan Sumatera Barat, sehingga perjalanannya dekat," kata Dasuki kepada wartawan di Pekanbaru, Selasa (6/6/2017).

Dasuki menyebutkan, ada lima personel Polres yang terdiri dari Kapolsek, Kasat Sabhara dan tiga bintara yang berangkat ke Sumbar. Mereka berangkat bersama keluarga pendaki tersesat pada petang Senin dan sudah tiba di lokasi pada malam harinya.

Paginya, personel Polres Kuansing ini langsung bergabung dengan tim di sana melakukan pencarian. Pencarian berhasil di mana satu persatu pendaki, termasuk yang berasal dari Kuansing, sudah ditemukan.

"Kalau warga Kuansing sudah ditemukan semua. Yang terakhir ditemukan adalah Yandri, pelajar SMP asal Pulau Inggu, Kecamatan Benai," ujar Dasuki.

Menurut Dasuki, Yandri ditemukan dalam keadaan sehat. Pelajar SMP itu bertahan hidup selama tiga hari setelah masuk jurang dan kakinya terkilir akibat terjatuh dari ketinggian.

Saat ditemukan, Yandri dalam keadaan lemas karena kekurangan asupan makanan dan minuman. Yandri sudah dibawa ke posko pencarian dan mendapat perawatan untuk masa pemulihan.

"Barusan saya dapat kabar langsung dari Kapolres Tanah Datar AKBP Bay Yudha via telepon," kata Dasuki.

Adapun warga Kuansing yang masuk dalam 16 pendaki tersesat itu adalah Agus Riadi, Agus Salim, Sarul, Rolen, dan Herman. Semuanya sudah ditemukan kemarin. Sebelumnya petugas juga menemukan pendaki lainnya bernama Roby, Tander, Irwandi, Dwi Puspita, Roky, dan Ahmad Afis.

Sebelumnya, para pendaki itu tersesat setelah Gunung Marapi meletus dan mengeluarkan abu vulkanik. Saat kejadian, para pendaki berada di puncak gunung dan tidak menemukan jalan kembali.

Dwi Puspita, salah satu pendaki yang sudah ditemukan, mengakui hanya segelintir dari mereka yang punya pengetahuan tentang mendaki gunung.

Akibatnya, mereka panik ketika terjadi erupsi Gunung Marapi. "Rata-rata pendaki perdana, wajar panik ketika ada letusan," kata Dwi.